Intiland Raih Marketing Sales Rp1,1 Triliun
Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk (Intiland) meraih pendapatan penjualan (marketing sales) Rp1,1 triliun sepanjang semester I 2017.
Nilai pencapaian ini naik 10 persen dari perolehan marketing sales periode sama tahun lalu sebesar Rp1 triliun.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono mengungkapkan pencapaian hasil marketing sales masih sesuai ekspektasi manajemen. Penilaian ini mempertimbangkan kondisi pasar properti yang belum terlalu membaik dalam enam bulan pertama tahun ini.
Archied memperkirakan pasar properti akan berangsur-angsur membaik seiring stabilitas perekonomian, iklim investasi, dan kondisi politik nasional. Perseroan masih tetap akan menfokuskan strategi untuk memasaran proyek-proyek eksisting untuk mencapai target marketing sales tahun ini sebesar Rp2,3 triliun.
“Kami terus meninjau kondisi pasar properti yang terjadi dan menyusun strategi yang tepat untuk mengantisipasinya. Dalam rencana bisnis 2017, kami ada rencana meluncurkan proyek baru skala besar dan pengembangan baru dari proyek berjalan di semester II tahun ini,” ungkap Archied.
Ditinjau berdasarkan segmen pengembangannya, kawasan industri memberikan kontribusi marketing sales terbesar mencapai Rp531 miliar atau 48 persen dari keseluruhan. Pencapaian ini berasal dari penjualan lahan industri di Ngoro Industrial Park, Jawa Timur ke perusahaan otomotif nasional dan beberapa perusahaan yang bergerak di bidang furnitur rumah tangga, makanan ternak, dan perusahaan makanan olahan.
Segmen pengembangan mixed-use dan high rise tercatat memberikan kontribusi marketing sales sebesar Rp228 miliar atau 21 persen dari keseluruhan. Kontribusi terbesar dari segmen ini berasal dari penjualan proyek 1Park Avenue Jakarta.
Kontributor berikutnya berasal dari segmen properti investasi yang membukukan pendapatan Rp185 miliar atau 17 persen dari keseluruhan. Pencapaian dari segmen ini antara lain berasal dari penyewaan ruang komersial seperti perkantoran dan ritel, pengelolaan lapangan golf dan klub olahraga, serta penyewaan fasilitas pergudangan.
Segmen properti investasi merupakan sumber pendapatan berulang (recurring income) perseroan. Perolehan dari segmen ini melonjak 37 persen dari periode sama tahun 2016 yang tercatat sebesar Rp135 miliar. Peningkatan tersebut terutama didorong adanya penambahan kontribusi yang berasal dari penyewaan ruang perkantoran South Quarter di Jakarta Selatan dan manajemen properti perumahan Graha Famili.
Archied mengungkapkan bahwa ke depan perseroan akan terus berusaha untuk meningkatkan porsi recurring income yang berasal dari kontribusi segmen properti investasi. Pertumbuhan segmen ini menjadi penting karena memberikan stabilitas operasional dan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang.
“Penyelesaian proyek-proyek perkantoran seperti Praxis dan Spazio Tower di Surabaya jelas akan mendorong pertumbuhan segmen ini di masa mendatang,” jelas Archied.
Sementara segmen pengembangan kawasan perumahan tercatat memberikan kontribusi sebesar Rp160 miliar atau 14 persen. Perseroan saat ini mengembangkan sejumlah kawasan perumahan di sejumlah lokasi di Jakarta, Tangerang, dan Surabaya seperti Serenia Hills, Talaga Bestari, Graha Famili, dan Graha Natura.
Ditinjau berdasarkan tipenya, pendapatan dari pengembangan (development income) memberikan kontribusi marketing sales Rp919 miliar atau setara 83 persen dari keseluruhan. Sisanya berasal dari recurring incomeyang mencapai Rp185 miliar atau 17 persen.
Memasuki paro kedua tahun ini, Intiland terus berupaya mengeksekusi sejumlah strategi pemasaran dan pengembangan untuk mencapai target marketing sales 2017. Perseroan rencananya akan meluncurkan beberapa pengembangan baru dari proyek-proyek berjalan seperti 1Park Homes, South Quarter tahap II, dan klaster baru di Serenia Hills.
Selain rencana tersebut, Intiland merencanakan untuk meluncurkan dua proyek pengembangan mixed use & high rise terpadu yang lokasinya sangat strategi di jantung kawasan bisnis Jakarta dan di Surabaya. Peluncuran proyek ini akan memberikan dampak signifikan bagi prospek usaha dan kinerja Intiland di masa depan.***