Bercocok Tanam, Hobi Baru di Waktu Luang Saat PPKM
Bercocok tanam atau urban farming di rumah menjadi hobi baru banyak orang di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Pandemi Covid-19 menyebabkan orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah yang nyaman dan mencoba hobi baru. Berbagai cara bercocok tanaman pun dicoba, mulai dari yang menggunakan tanah maupun tanpa tanah karena keterbatasan lahan.
Mengisi waktu di rumah dengan hobi baru bercocok tanam di rumah bisa menjadi ide bagus untuk Anda lepas sejenak dari hiruk pikuk perkotaan. Namun, biasanya banyak alasan untuk tidak mulai mengusahakan ‘sawah’ di hunian Anda sendiri. Mulai dari lahan yang sempit, kondisi tanah yang kurang subur atau minimnya pasokan air bersih untuk bercocok tanam.
Padahal, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bercocok tanam di rumah dapat dilakukan tanpa tanah atau istilahnya hidroponik. Hidroponik ini memungkinkan Anda untuk menanam dan konsumsi sayur dan buah mandiri.
Cara Bercocok Tanam Sendiri
Hidroponik
Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman tanpa tanah yang mengandalkan air untuk menutrisi dan menumbuhkan tanaman. Media tanam yang digunakan berupa rockwool, sekam bakar, hidroton, atau pasir. Selama hunian Anda memiliki pasokan cahaya, oksigen, air yang cukup, cara bercocok tanam dengan sistem hidroponik bisa mudah dilakukan. Ada dua sistem yang bisa dipillih, sistem rakit apung; menggunakan bak berisi air dengan menaruh bibit sayuran di atas stereofoam yang dilubangi sesuai jarak tanam, dan sistem sumbu; menggunakan bak berisi air diberi tutup berupa sterofoam yang dilobangi sesuai dengan diameter net pot yang akan menjadi wadah tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Net pot diberi sumbu sebagai alat penghubung untuk mentransfer nutrisi ke tanaman. Jarak antara air dengan net pot kira-kira 5-8 cm.
Akuaponik
Cara bercocok tanam lainnya adalah akuaponik yang mampu menanam sayuran sekaligus memelihara ikan dalam satu wadah. Bercocok tanam di rumah dengan sistem akuaponik dapat ditempuh dengan memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan untuk menutrisi tanaman. Caranya dengan mengalirkan air dari kolam melalui filter ke bak penampung. Tujuannya supaya kotoran tersaring. Kemudian, air akan dialirkan dari bak penampung menuju tanaman dan kembali lagi mengalir ke kolam. Tahukah Anda, kotoran ikan mengandung zat gizi untuk tumbuh kembang tanaman. Air yang sudah melewati akar tanaman pun kaya akan oksigen yang bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan ikan.
Aeroponik
Cara bercocok tanam Aeroponik adalah dengan mengandalkan udara. Tanaman akan digantung dalam wadah khusus untuk menerima hara dan nutrisi tanaman dalam bentuk air yang dikabutkan (fogging). Oleh sebab itu, aeroponik lebih ideal dilakukan di area khusus kaca atau greenhouse.
Bercocok Tanam di Hunian Hijau
Selain memiliki hunian yang memungkinkan Anda bercocok tanam di rumah, hunian yang sehat dengan banyak area terbuka hijau juga penting dimiliki. Salah satunya adalah DUO Talaga Bestari yang menyediakan banyak area terbuka hijau sebagai area komunal untuk berbagai fungsi seperti bercocok tanam. Selain central park, juga tersedia beragam fasilitas untuk sarana menyalurkan hobi dan bersosialisasi, seperti private clubhouse, fitnes center, basketball court 3 on 3, taman bermain anak, BBQ area, jogging track, sunken garden, hingga outdor gym.
Tidak seperti kebanyakan kawasan hunian lainnya, pemandangan ketika memasuki DUO bukanlah deretan rumah di sebelah kiri dan kanan. Ketika masuk gerbang utama klaster DUO, penghuni justru dimanjakan dengan pemandangan hijau di sisi kiri dan kanan serta panorama central park seluas 1.300 meter persegi di sisi depan. Bercocok tanam menjadi hobi yang ideal dilakukan di halaman rumah DUO Anda.
Ketersediaan ruang terbuka hijau serta tersedianya akses khusus bagi kendaraan akan memberikan rasa aman bagi anak-anak yang bebas bermain di luar rumah. Fasilitas ini menjadi penting saat ini, karena di masa pandemi Covid-19, sangat diperlukan ruang terbuka hijau untuk berolahraga bahkan bercocok tanam di rumah dan beraktivitas bersama keluarga tanpa perlu meninggalkan kluster perumahan.