NPWP Suami Istri: Digabung atau Dipisah? Begini Cara Memilih yang Tepat!

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah identitas pajak yang wajib dimiliki oleh setiap individu yang memiliki penghasilan di Indonesia. Tidak hanya bagi pekerja atau pengusaha, tetapi juga bagi pasangan suami istri yang telah menikah. Banyak pasangan bertanya-tanya: Apakah NPWP suami istri harus digabung atau bisa dipisah? Jawabannya tergantung pada beberapa faktor seperti sumber penghasilan, status perpajakan, dan preferensi administrasi keluarga.
Di Indonesia, terdapat dua opsi utama dalam pengelolaan NPWP untuk pasangan yang sudah menikah:
- NPWP Gabungan – Penghasilan istri dianggap sebagai bagian dari penghasilan suami dan dilaporkan dalam SPT tahunan bersama.
- NPWP Terpisah – Istri tetap memiliki NPWP sendiri dan melaporkan pajak secara mandiri, terutama jika memiliki pekerjaan atau usaha yang berdiri sendiri.
Lalu, mana yang lebih menguntungkan? Bagaimana prosedur pembuatan dan pengelolaannya? Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap agar Anda dapat menentukan pilihan terbaik sesuai dengan kondisi keuangan dan perpajakan Anda.
Kenapa Ada Pilihan NPWP Suami Istri Digabung atau Dipisah?
Pemerintah memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan NPWP bagi pasangan yang menikah karena perbedaan sumber penghasilan dan tingkat keterlibatan ekonomi antara suami dan istri. Secara umum, aturan perpajakan di Indonesia menetapkan bahwa penghasilan istri dianggap sebagai bagian dari penghasilan suami, kecuali jika istri memilih untuk memiliki NPWP sendiri.
Faktor yang Mempengaruhi Pilihan NPWP
-
Sumber Penghasilan
- Jika istri adalah pekerja tetap dengan penghasilan signifikan atau memiliki usaha sendiri, maka NPWP terpisah seringkali menjadi pilihan yang lebih baik.
- Jika istri tidak bekerja atau hanya memiliki penghasilan tambahan kecil, NPWP gabungan bisa lebih sederhana dalam pelaporan pajak.
-
Kemudahan Administrasi
- NPWP gabungan memudahkan administrasi karena hanya suami yang wajib melaporkan pajak.
- NPWP terpisah mengharuskan istri mengurus pelaporan pajaknya sendiri, tetapi bisa mengurangi pajak terutang dalam kondisi tertentu.
-
Pengaruh terhadap Perhitungan Pajak
- Sistem pajak progresif di Indonesia bisa membuat penggabungan NPWP menghasilkan pajak lebih tinggi jika total penghasilan keluarga masuk ke dalam bracket pajak yang lebih besar.
- Dalam beberapa kasus, NPWP terpisah bisa mengoptimalkan pengurangan pajak.
Dengan memahami dasar-dasar ini, Anda akan lebih mudah menentukan apakah sebaiknya memilih NPWP gabungan atau terpisah. Selanjutnya, kita akan membahas aturan dasar perpajakan yang mengatur kedua opsi ini.
Aturan Perpajakan NPWP untuk Suami Istri: Gabung atau Pisah?
Source: South Grove by Intiland.
Setelah memahami pentingnya NPWP bagi pasangan suami istri, sekarang kita akan membahas aturan dasar yang mengatur NPWP gabungan dan terpisah. Pemahaman ini penting agar Anda bisa memilih opsi yang paling menguntungkan secara finansial dan sesuai dengan regulasi perpajakan di Indonesia.
Dasar Hukum NPWP untuk Pasangan yang Sudah Menikah
Dalam sistem perpajakan Indonesia, aturan mengenai NPWP suami istri mengacu pada beberapa regulasi, yaitu:
-
Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) No. 36 Tahun 2008
- Pasal 8 ayat (1) menyatakan bahwa penghasilan suami dan istri pada dasarnya dianggap sebagai satu kesatuan ekonomi yang dikenakan pajak secara bersama.
- Namun, istri dapat memilih untuk dikenakan pajak secara terpisah jika memiliki penghasilan sendiri.
-
Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-38/PJ/2013
- Mengatur lebih lanjut tentang teknis pemisahan atau penggabungan NPWP.
-
UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) No. 7 Tahun 2021
- Menyempurnakan aturan terkait tarif pajak progresif dan penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang berpengaruh pada suami istri yang memilih gabungan atau terpisah.
Perbedaan NPWP Gabungan dan NPWP Terpisah
Agar lebih jelas, berikut adalah perbedaan utama antara NPWP gabungan dan NPWP terpisah yang perlu Anda ketahui sebelum menentukan pilihan.
Aspek | NPWP Gabungan (Ikut Suami) | NPWP Terpisah (Mandiri) |
---|---|---|
Definisi | Istri tidak memiliki NPWP sendiri dan penghasilannya dilaporkan sebagai bagian dari suami. | Istri memiliki NPWP sendiri dan melaporkan pajaknya secara mandiri. |
Kewajiban Pajak | Pajak dihitung berdasarkan total penghasilan gabungan suami dan istri. | Pajak dihitung terpisah berdasarkan penghasilan masing-masing. |
Pelaporan SPT | Hanya suami yang melaporkan SPT Tahunan. Istri hanya melampirkan penghasilan tambahan jika ada. | Baik suami maupun istri wajib melaporkan SPT masing-masing. |
Tarif Pajak | Bisa lebih tinggi jika total penghasilan masuk ke bracket pajak yang lebih besar. | Bisa lebih rendah karena penghasilan istri dihitung sendiri, menghindari bracket pajak yang lebih tinggi. |
Administrasi | Lebih praktis karena hanya satu pihak yang wajib melaporkan pajak. | Lebih kompleks karena ada dua laporan pajak. |
Cocok untuk | – Istri tidak bekerja atau memiliki penghasilan kecil. – Pasangan ingin administrasi pajak yang lebih sederhana. |
– Istri memiliki pekerjaan tetap dengan penghasilan signifikan. – Istri memiliki usaha sendiri dan ingin mengelola pajak secara mandiri. |
Kapan Sebaiknya Menggunakan NPWP Gabungan?
NPWP gabungan bisa menjadi pilihan yang tepat jika:
- Istri tidak memiliki penghasilan atau hanya berpenghasilan kecil (misalnya ibu rumah tangga dengan penghasilan tambahan yang tidak signifikan).
- Pasangan ingin administrasi pajak yang lebih sederhana, karena hanya suami yang melaporkan pajak dalam SPT tahunan.
- Penghasilan total suami dan istri masih dalam bracket pajak rendah, sehingga tidak ada peningkatan pajak signifikan akibat penggabungan.
Contoh Kasus:
- Suami bekerja sebagai pegawai dengan penghasilan Rp 8 juta per bulan, dan istri hanya memiliki usaha kecil dengan omzet Rp 1 juta per bulan.
- Karena penghasilan istri tidak besar, lebih praktis untuk menggabungkan NPWP agar lebih mudah dalam pelaporan pajak.
Kapan Sebaiknya Menggunakan NPWP Terpisah?
NPWP terpisah lebih menguntungkan jika:
- Istri memiliki penghasilan besar dari pekerjaan tetap atau usaha sendiri, sehingga lebih hemat jika dikenakan pajak secara terpisah.
- Menghindari bracket pajak yang lebih tinggi, karena jika NPWP digabung, total penghasilan bisa masuk ke lapisan pajak yang lebih besar.
- Membutuhkan NPWP untuk keperluan bisnis atau pengajuan kredit, karena beberapa perbankan mewajibkan NPWP pribadi untuk analisis finansial.
Contoh Kasus:
- Suami memiliki penghasilan Rp 10 juta per bulan dan istri memiliki bisnis dengan omzet Rp 15 juta per bulan.
- Jika NPWP digabung, total penghasilan Rp 25 juta bisa masuk ke lapisan pajak yang lebih tinggi.
- Dengan NPWP terpisah, suami dan istri bisa dikenakan pajak secara mandiri dengan tarif lebih rendah sesuai penghasilan masing-masing.
Pemilihan NPWP gabungan atau terpisah sangat bergantung pada besaran penghasilan, tingkat kemudahan administrasi, serta strategi keuangan keluarga. Sebelum memutuskan, pertimbangkan faktor-faktor berikut:
- Jika ingin administrasi yang lebih simpel → Gunakan NPWP gabungan
- Jika ingin optimasi pajak dan istri berpenghasilan besar → Gunakan NPWP terpisah
Dengan memahami aturan dasar NPWP suami istri, Anda dapat membuat keputusan yang lebih tepat sesuai dengan kondisi keuangan dan perpajakan keluarga.
Selanjutnya, kita akan membahas cara membuat NPWP bagi pasangan suami istri, baik secara gabungan maupun terpisah.
Cara Membuat NPWP untuk Suami Istri
Source: Griya Semanan by Intiland.
Setelah memahami aturan dasar NPWP bagi pasangan suami istri, langkah selanjutnya adalah mengetahui cara membuat NPWP, baik untuk suami sebagai kepala keluarga maupun istri yang ingin memilih NPWP gabungan atau NPWP terpisah.
Pada bagian ini, kita akan membahas jenis-jenis NPWP yang dapat dimiliki oleh pasangan yang telah menikah serta dokumen yang diperlukan untuk setiap skenario.
Jenis NPWP untuk Pasangan yang Sudah Menikah
Secara umum, terdapat dua jenis NPWP yang bisa digunakan oleh pasangan suami istri berdasarkan aturan pajak yang berlaku:
-
NPWP untuk Suami (Perorangan atau Kepala Keluarga)
- Suami memiliki NPWP atas namanya sendiri.
- Jika istri tidak memiliki penghasilan atau memilih ikut NPWP suami, maka pajak dilaporkan dalam SPT suami.
-
NPWP untuk Istri
- Istri Ikut NPWP Suami (Gabungan) → Istri tidak memiliki NPWP sendiri, dan penghasilannya dianggap sebagai bagian dari penghasilan suami.
- Istri dengan NPWP Terpisah → Istri memiliki NPWP sendiri jika memiliki penghasilan yang bersumber dari pekerjaan, bisnis, atau usaha yang dijalankan secara mandiri.
Dokumen yang Diperlukan untuk Membuat NPWP Suami Istri
Sebelum mengajukan pembuatan NPWP, pastikan Anda telah menyiapkan dokumen yang sesuai dengan jenis NPWP yang ingin dibuat.
1. Berkas untuk Suami (Perorangan atau Kepala Keluarga)
Jika suami belum memiliki NPWP dan ingin mendaftarkan diri, berikut dokumen yang harus disiapkan:
- Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi WNI
- Fotokopi Paspor & KITAS/KITAP bagi WNA
- Surat Keterangan Kerja (untuk karyawan)
- Fotokopi Surat Izin Usaha (SIUP) atau Surat Keterangan Usaha (SKU) jika suami adalah wirausahawan
2. Berkas untuk Istri yang Menginginkan NPWP Pribadi (Dipisah)
Jika istri ingin memiliki NPWP terpisah, berikut dokumen yang diperlukan:
- Fotokopi KTP Istri
- Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
- Fotokopi NPWP Suami
- Surat Pernyataan Pemisahan Harta & Penghasilan → Dibuat jika istri ingin mengajukan NPWP terpisah dan dikenakan pajak secara mandiri
- Surat Keterangan Kerja atau Surat Izin Usaha (sesuai dengan pekerjaan istri)
Catatan:
- Jika istri tidak memiliki penghasilan atau hanya memiliki penghasilan tambahan yang kecil, maka tidak perlu memiliki NPWP sendiri dan dapat mengikuti NPWP suami.
- Jika istri memiliki penghasilan tetap dari pekerjaan atau bisnisnya sendiri, maka lebih disarankan untuk memiliki NPWP terpisah.
Langkah-langkah Membuat NPWP Suami Istri Secara Online
Sekarang, Anda bisa membuat NPWP secara online dengan mudah melalui situs resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tanpa harus datang langsung ke kantor pajak. Berikut panduan lengkapnya:
1. Buka Situs Resmi Pajak
Kunjungi laman ereg.pajak.go.id dan buat akun dengan memasukkan email aktif.
2. Pilih Jenis NPWP yang Dibutuhkan
- Jika suami ingin mendaftar NPWP perorangan, pilih opsi “Wajib Pajak Orang Pribadi”.
- Jika istri ingin mendaftar NPWP pribadi terpisah, pilih opsi “Wajib Pajak Orang Pribadi dengan Penghasilan Mandiri”.
3. Isi Data Diri dengan Lengkap
- Masukkan informasi yang dibutuhkan, seperti:
- Nama lengkap sesuai KTP
- Nomor Induk Kependudukan (NIK)
- Alamat domisili sesuai KTP
- Alamat tempat tinggal (jika berbeda dari KTP)
- Status pernikahan (Menikah/Pisah Harta/Pisah Penghasilan)
Penting:
Jika istri memilih NPWP Terpisah, maka pastikan mencentang opsi “Pisah Harta dan Penghasilan” pada formulir pendaftaran.
4. Unggah Dokumen yang Diperlukan
- Sistem akan meminta Anda untuk mengunggah:
- KTP (WNI) atau Paspor & KITAS (WNA)
- Surat Keterangan Kerja (jika karyawan) atau SKU (jika wirausaha)
- NPWP suami & Surat Pernyataan Pisah Harta (jika istri ingin NPWP terpisah)
5. Kirim Permohonan dan Tunggu Verifikasi
Setelah semua data dan dokumen diunggah, klik “Kirim Permohonan”.
- Jika disetujui, NPWP akan dikirimkan melalui email dalam waktu 1×24 jam.
- Jika ada kendala, petugas pajak akan menghubungi untuk klarifikasi lebih lanjut.
Cara Membuat NPWP Istri Ikut Suami (Penghapusan NPWP Istri & Penggabungan ke NPWP Suami)
Jika istri sudah memiliki NPWP sebelum menikah tetapi ingin mengikuti NPWP suami, maka harus melakukan penghapusan NPWP istri terlebih dahulu. Berikut prosedurnya:
1. Ajukan Permohonan Penghapusan NPWP Istri
- Login ke ereg.pajak.go.id
- Pilih menu “Permohonan Layanan” → “Penghapusan NPWP”
- Pilih alasan “Mengikuti NPWP Suami”
- Unggah dokumen pendukung (KTP, KK, Akta Nikah, dan NPWP Suami)
- Kirim permohonan
2. Tunggu Proses Verifikasi
Direktorat Jenderal Pajak akan melakukan pemeriksaan. Jika disetujui, istri akan menerima Surat Keterangan Penghapusan NPWP, dan otomatis mengikuti NPWP suami.
Catatan:
- Setelah NPWP istri dihapus, penghasilan istri wajib dilaporkan dalam SPT suami setiap tahun.
- Jika di kemudian hari istri ingin memiliki NPWP sendiri lagi, maka harus mengajukan pendaftaran ulang sebagai wajib pajak pribadi.
Mudah dan Praktis! Begini Cara Membuat NPWP Online untuk Suami dan Istri
Ilustrasi berkas. Foto: Pxhere.
Seiring dengan digitalisasi layanan perpajakan di Indonesia, kini pembuatan NPWP untuk suami dan istri bisa dilakukan secara online tanpa harus datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Proses ini memudahkan pasangan yang ingin mendaftar NPWP, baik untuk suami sebagai kepala keluarga maupun istri yang memilih untuk memiliki NPWP terpisah.
Dalam panduan ini, akan dijelaskan cara membuat NPWP secara online, persyaratan dokumen, serta langkah-langkah pendaftaran yang dapat dilakukan langsung dari rumah.
Persyaratan dan Dokumen yang Diperlukan untuk Membuat NPWP Online
Sebelum mendaftar, pastikan Anda telah menyiapkan dokumen yang dibutuhkan sesuai dengan jenis NPWP yang ingin dibuat.
1. Dokumen untuk Suami (Perorangan atau Kepala Keluarga)
Jika suami ingin membuat NPWP baru, berikut dokumen yang perlu disiapkan:
- Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi WNI
- Fotokopi Paspor & KITAS/KITAP bagi WNA
- Surat Keterangan Kerja (jika karyawan)
- Fotokopi Surat Izin Usaha (SIUP) atau Surat Keterangan Usaha (SKU) jika suami memiliki usaha sendiri
2. Dokumen untuk Istri yang Menginginkan NPWP Pribadi (Terpisah)
Jika istri ingin memiliki NPWP sendiri dan dikenakan pajak secara terpisah, berikut dokumen yang dibutuhkan:
- Fotokopi KTP Istri
- Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
- Fotokopi NPWP Suami
- Surat Pernyataan Pemisahan Harta & Penghasilan (Wajib jika memilih NPWP terpisah)
- Surat Keterangan Kerja atau Surat Izin Usaha (jika istri memiliki pekerjaan tetap atau usaha)
3. Dokumen untuk Istri yang Ingin Mengikuti NPWP Suami
Jika istri sudah memiliki NPWP sebelum menikah tetapi ingin menghapusnya agar mengikuti NPWP suami, maka diperlukan:
- Fotokopi KTP & KK
- NPWP Suami (fotokopi & asli)
- Akta Nikah
- Surat Permohonan Penghapusan NPWP Istri
Langkah-Langkah Membuat NPWP Secara Online
Proses pendaftaran NPWP online bisa dilakukan melalui situs resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di ereg.pajak.go.id. Ikuti panduan berikut untuk registrasi:
1. Akses Situs DJP Online
- Buka browser dan kunjungi situs ereg.pajak.go.id.
- Klik “Daftar” untuk membuat akun baru dengan menggunakan email aktif.
2. Aktivasi Akun & Login
- Cek email yang didaftarkan dan klik tautan aktivasi yang dikirim oleh DJP.
- Setelah akun aktif, login ke sistem menggunakan email dan password yang telah dibuat.
3. Pilih Jenis NPWP yang Akan Didaftarkan
- Untuk suami, pilih opsi “Wajib Pajak Orang Pribadi”.
- Untuk istri dengan NPWP terpisah, pilih opsi “Wajib Pajak Orang Pribadi dengan Penghasilan Mandiri”.
- Jika istri ingin mengikuti NPWP suami, ajukan penghapusan NPWP istri terlebih dahulu sebelum mengikuti NPWP suami.
4. Isi Data Diri Secara Lengkap
Masukkan informasi berikut dengan benar:
- Nama lengkap sesuai KTP
- NIK (Nomor Induk Kependudukan)
- Alamat domisili sesuai KTP
- Alamat tempat tinggal (jika berbeda dari KTP)
- Status perkawinan (Menikah/Pisah Harta/Pisah Penghasilan)
Catatan: Jika istri memilih NPWP terpisah, pastikan mencentang opsi “Pisah Harta dan Penghasilan” untuk menghindari masalah dalam pelaporan pajak di kemudian hari.
5. Unggah Dokumen yang Dibutuhkan
Sistem akan meminta Anda untuk mengunggah dokumen sesuai dengan jenis NPWP yang dipilih, seperti:
- KTP (WNI) atau Paspor & KITAS (WNA)
- NPWP suami & KK (untuk istri yang ingin NPWP terpisah)
- Surat Keterangan Kerja (jika karyawan) atau SKU (jika wirausaha)
- Surat Pernyataan Pisah Harta (jika memilih NPWP terpisah)
6. Kirim Permohonan & Tunggu Verifikasi
- Pastikan semua data dan dokumen yang diunggah sudah benar.
- Klik “Kirim Permohonan” untuk mengajukan pendaftaran.
- Permohonan akan diproses oleh Direktorat Jenderal Pajak, dan hasilnya akan dikirimkan ke email dalam waktu 1×24 jam.
Jika disetujui, Anda akan menerima NPWP dalam bentuk digital yang bisa langsung digunakan. Jika ada kendala, petugas pajak akan menghubungi Anda untuk klarifikasi lebih lanjut.
Cara Membuat NPWP Istri Ikut Suami (Penghapusan NPWP Istri & Penggabungan ke NPWP Suami)
Jika istri sudah memiliki NPWP sebelum menikah tetapi ingin mengikuti NPWP suami, maka perlu mengajukan permohonan penghapusan NPWP terlebih dahulu. Berikut langkah-langkahnya:
1. Ajukan Penghapusan NPWP Secara Online
- Login ke ereg.pajak.go.id.
- Pilih menu “Permohonan Layanan” → “Penghapusan NPWP”.
- Pilih alasan “Mengikuti NPWP Suami”.
- Unggah dokumen pendukung seperti KTP, KK, Akta Nikah, dan NPWP Suami.
- Klik “Kirim Permohonan” dan tunggu proses verifikasi dari DJP.
2. Tunggu Persetujuan Penghapusan NPWP
- DJP akan melakukan verifikasi dokumen dan mengirimkan Surat Keterangan Penghapusan NPWP melalui email.
- Setelah NPWP istri dihapus, penghasilan istri harus dilaporkan dalam SPT tahunan suami.
Contoh Perhitungan Pajak NPWP Suami Istri
Contoh NPWP. Foto: Bapenda.Jabarprov.Go.Id.
Setelah memahami cara membuat dan mengelola NPWP suami istri, kini saatnya membahas bagaimana perhitungan pajak dilakukan berdasarkan pilihan NPWP gabungan atau terpisah.
Dalam sistem perpajakan di Indonesia, penghasilan suami dan istri dikenakan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang bersifat progresif, artinya semakin besar penghasilan, semakin tinggi tarif pajak yang dikenakan. Oleh karena itu, pilihan antara NPWP gabungan dan NPWP terpisah dapat berdampak langsung pada jumlah pajak yang harus dibayar.
Tarif Penghasilan Kena Pajak (PKP) Berdasarkan UU HPP
Perhitungan pajak suami istri mengacu pada Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) No. 7 Tahun 2021, yang mengubah ketentuan tarif Pajak Penghasilan (PPh) sebagai berikut:
Lapisan Penghasilan Kena Pajak (PKP) per Tahun | Tarif Pajak |
---|---|
Sampai dengan Rp60.000.000 | 5% |
Rp60.000.001 – Rp250.000.000 | 15% |
Rp250.000.001 – Rp500.000.000 | 25% |
Rp500.000.001 – Rp5.000.000.000 | 30% |
Di atas Rp5.000.000.000 | 35% |
Dengan tarif progresif ini, keputusan untuk menggabungkan atau memisahkan NPWP sangat penting agar pajak yang dibayarkan lebih efisien dan optimal.
1. Menghitung PPh dengan NPWP Suami Istri Digabung
Simulasi Kasus
- Suami bekerja sebagai pegawai dengan gaji Rp10.000.000 per bulan (Rp120.000.000 per tahun).
- Istri memiliki usaha kecil dengan laba bersih Rp3.000.000 per bulan (Rp36.000.000 per tahun).
- Total penghasilan gabungan suami dan istri: Rp120.000.000 + Rp36.000.000 = Rp156.000.000 per tahun.
Pengurangan yang dapat diklaim:
- Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk suami sebagai kepala keluarga: Rp54.000.000.
- Tidak ada PTKP tambahan untuk istri karena penghasilan digabung.
Perhitungan PKP (Penghasilan Kena Pajak):
- Rp156.000.000 – Rp54.000.000 = Rp102.000.000
Pajak yang harus dibayar dengan tarif progresif:
- 5% untuk Rp60.000.000 pertama → Rp3.000.000
- 15% untuk Rp42.000.000 sisanya → Rp6.300.000
- Total PPh yang harus dibayar: Rp3.000.000 + Rp6.300.000 = Rp9.300.000 per tahun
Dengan penghasilan digabung, pajak yang dibayarkan sebesar Rp9.300.000 per tahun. Penghasilan istri masuk dalam perhitungan pajak suami, dan PTKP hanya berlaku untuk suami sebagai kepala keluarga.
2. Menghitung PPh dengan NPWP Suami Istri Dipisah
Simulasi Kasus yang Sama dengan NPWP Terpisah
Jika suami dan istri memiliki NPWP terpisah, masing-masing akan dihitung pajaknya sendiri.
Perhitungan Pajak Suami
- Penghasilan per tahun: Rp120.000.000
- PTKP untuk suami: Rp54.000.000
- PKP suami: Rp120.000.000 – Rp54.000.000 = Rp66.000.000
Pajak suami:
- 5% untuk Rp60.000.000 pertama → Rp3.000.000
- 15% untuk Rp6.000.000 sisanya → Rp900.000
- Total pajak suami: Rp3.900.000 per tahun
Perhitungan Pajak Istri
- Penghasilan per tahun: Rp36.000.000
- PTKP untuk istri (karena punya NPWP sendiri): Rp54.000.000
- PKP istri: Rp36.000.000 – Rp54.000.000 = Rp0 (Tidak kena pajak karena di bawah PTKP)
Pajak suami sebesar Rp3.900.000 per tahun. Pajak istri Rp0 karena penghasilan masih di bawah batas PTKP. Total pajak keluarga hanya Rp3.900.000 per tahun, jauh lebih rendah dibandingkan dengan NPWP gabungan (Rp9.300.000 per tahun).
Lebih Baik NPWP Gabungan atau Terpisah?
Dari contoh perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
- NPWP Gabungan cocok untuk pasangan yang ingin administrasi pajak lebih sederhana, terutama jika istri tidak memiliki penghasilan atau hanya memiliki penghasilan kecil.
- NPWP Terpisah lebih menguntungkan jika istri memiliki penghasilan sendiri, karena dapat memanfaatkan PTKP masing-masing dan menghindari pajak progresif yang lebih tinggi.
Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Memilih:
- Jika penghasilan suami dan istri masih di bawah PTKP, NPWP terpisah bisa lebih menguntungkan karena menghindari pajak progresif.
- Jika istri memiliki usaha sendiri atau pendapatan yang cukup besar, NPWP terpisah dapat membantu mengurangi beban pajak.
- Jika pasangan lebih memilih kemudahan administrasi, maka NPWP gabungan lebih praktis karena hanya suami yang melaporkan SPT.
Pada akhirnya, keputusan antara NPWP gabungan atau terpisah harus disesuaikan dengan kondisi finansial masing-masing pasangan agar dapat mengoptimalkan kewajiban pajak dan menghindari pembayaran pajak yang lebih tinggi.
Selanjutnya, kita akan membahas kapan sebaiknya memilih NPWP gabungan atau terpisah secara lebih mendalam.
Jadi Pilih NPWP Suami Istri Digabung atau Dipisah?
Ilustrasi suami dan istri. Foto: Pxhere.
Setelah memahami aturan, cara pembuatan, dan perhitungan pajak untuk NPWP gabungan dan NPWP terpisah, pertanyaan yang sering muncul adalah mana yang lebih menguntungkan?
Pilihan antara NPWP suami istri digabung atau dipisah tergantung pada beberapa faktor utama, seperti besaran penghasilan, kemudahan administrasi, dan potensi penghematan pajak.
Pada bagian ini, kita akan membahas keuntungan dan kekurangan masing-masing opsi serta faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan.
Keuntungan dan Kekurangan Masing-Masing Opsi
Berikut adalah perbandingan NPWP gabungan vs NPWP terpisah dari berbagai aspek perpajakan dan administrasi.
Aspek | NPWP Gabungan (Ikut Suami) | NPWP Terpisah (Mandiri) |
---|---|---|
Kemudahan Administrasi | Lebih sederhana karena hanya suami yang melaporkan SPT. | Lebih rumit karena suami dan istri wajib melaporkan SPT masing-masing. |
Penghitungan Pajak | Pajak dihitung berdasarkan total penghasilan gabungan, bisa lebih tinggi jika masuk bracket pajak progresif lebih besar. | Pajak dihitung masing-masing, berpotensi lebih hemat jika istri berpenghasilan sendiri. |
Penggunaan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) | Hanya suami yang mendapat PTKP, istri tidak. | Suami dan istri sama-sama mendapat PTKP. |
Cocok untuk | – Istri tidak bekerja atau memiliki penghasilan kecil. – Pasangan ingin administrasi pajak yang lebih sederhana. |
– Istri memiliki penghasilan tetap atau usaha sendiri. – Pasangan ingin memaksimalkan PTKP untuk mengurangi pajak terutang. |
Kesimpulan:
- NPWP gabungan lebih sederhana, tetapi dapat meningkatkan jumlah pajak yang harus dibayar jika penghasilan istri cukup besar.
- NPWP terpisah lebih hemat pajak jika suami dan istri memiliki penghasilan yang cukup tinggi, karena masing-masing bisa memanfaatkan PTKP secara mandiri.
Kapan Sebaiknya Menggunakan NPWP Gabungan?
NPWP gabungan cocok dalam situasi berikut:
-
Istri tidak memiliki penghasilan atau hanya memiliki penghasilan kecil
- Jika istri hanya memiliki penghasilan tambahan kecil (misalnya dari usaha sampingan), maka lebih praktis untuk menggunakan NPWP gabungan agar lebih mudah dalam pelaporan pajak.
-
Pasangan ingin administrasi yang lebih sederhana
- Dengan NPWP gabungan, hanya suami yang wajib menyampaikan laporan SPT Tahunan, sehingga mengurangi beban administrasi pajak keluarga.
-
Total penghasilan keluarga masih dalam lapisan tarif pajak rendah
- Jika setelah digabung, total penghasilan masih masuk dalam bracket pajak 5%-15%, maka perbedaan jumlah pajak yang dibayarkan tidak terlalu signifikan.
Contoh Kasus:
- Suami bekerja sebagai pegawai dengan penghasilan Rp8.000.000 per bulan.
- Istri memiliki usaha kecil dengan keuntungan sekitar Rp2.000.000 per bulan.
- Jika menggunakan NPWP gabungan, administrasi lebih mudah karena istri tidak perlu melaporkan pajaknya sendiri.
Kapan Sebaiknya Menggunakan NPWP Terpisah?
NPWP terpisah lebih disarankan dalam kondisi berikut:
-
Istri memiliki penghasilan sendiri yang cukup besar
- Jika istri bekerja sebagai karyawan tetap atau memiliki bisnis dengan penghasilan signifikan, maka NPWP terpisah akan lebih menguntungkan karena dapat memanfaatkan PTKP sendiri.
-
Menghindari kenaikan tarif pajak progresif
- Jika penghasilan suami dan istri digabung, ada kemungkinan totalnya masuk ke lapisan pajak yang lebih tinggi (tarif 25%-30%).
- Dengan NPWP terpisah, masing-masing bisa berada di lapisan pajak yang lebih rendah sehingga total pajak yang dibayarkan lebih kecil.
-
Istri butuh NPWP untuk keperluan bisnis atau pengajuan kredit
- Jika istri memiliki bisnis sendiri atau ingin mengajukan kredit (misalnya Kredit Pemilikan Rumah/KPR), memiliki NPWP pribadi sering kali menjadi syarat administrasi.
Contoh Kasus:
- Suami memiliki gaji Rp12.000.000 per bulan.
- Istri memiliki bisnis dengan penghasilan bersih Rp10.000.000 per bulan.
- Jika menggunakan NPWP gabungan, total penghasilan Rp22.000.000 per bulan bisa masuk ke lapisan pajak 25%.
- Jika menggunakan NPWP terpisah, masing-masing bisa berada di lapisan pajak 15%, sehingga lebih hemat pajak.
Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
Sebelum memilih NPWP gabungan atau terpisah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
-
Total penghasilan suami dan istri
- Jika setelah digabung penghasilan keluarga masuk ke lapisan pajak yang lebih tinggi, maka NPWP terpisah lebih menguntungkan.
- Jika penghasilan istri tidak terlalu besar, maka NPWP gabungan bisa lebih praktis.
-
Kebutuhan administrasi dan kepemilikan aset
- Jika istri ingin mengajukan kredit atau memiliki bisnis sendiri, NPWP terpisah lebih baik.
- Jika pasangan ingin administrasi lebih sederhana, NPWP gabungan bisa menjadi pilihan.
-
Jenis pekerjaan atau bisnis istri
- Jika istri memiliki usaha atau pekerjaan freelance, memiliki NPWP sendiri akan lebih memudahkan dalam pengelolaan pajak.
-
Perubahan kebijakan perpajakan
- Pemerintah secara bertahap mengintegrasikan NIK sebagai NPWP, sehingga aturan perpajakan dapat berubah di masa depan.
Pilih NPWP Gabungan atau Terpisah? Sesuaikan dengan Rencana Keuangan Anda
- Pilih NPWP Gabungan jika istri tidak bekerja atau penghasilannya kecil, serta ingin administrasi pajak lebih praktis.
- Pilih NPWP Terpisah jika istri memiliki penghasilan mandiri, ingin memanfaatkan PTKP sendiri, dan menghindari tarif pajak progresif yang lebih tinggi.
Mengelola NPWP suami istri dengan tepat bukan hanya tentang kepatuhan pajak, tetapi juga tentang strategi finansial jangka panjang. Baik memilih NPWP gabungan maupun NPWP terpisah, keputusan ini harus didasarkan pada kondisi penghasilan, kemudahan administrasi, dan potensi efisiensi pajak.
Jika ingin administrasi yang lebih sederhana, NPWP gabungan bisa menjadi solusi praktis. Namun, jika ingin mengoptimalkan perhitungan pajak dan memanfaatkan PTKP secara mandiri, NPWP terpisah sering kali lebih menguntungkan.
Bukan hanya pajak, perencanaan keuangan yang matang juga berdampak pada keputusan besar lainnya, seperti investasi dan kepemilikan properti. Saat merencanakan masa depan, memilih tempat tinggal yang tepat juga menjadi bagian dari strategi keuangan yang cerdas.
Pada akhirnya, keputusan ini harus disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing pasangan agar pajak yang dibayarkan lebih optimal dan efisien.
Ulasan ini dapat dijadikan pertimbangan untuk Anda, terlebih lagi bagi pasangan suami istri juga perlu memikirkan pajak menikah dan biaya-biaya lainnya. Pertimbangkan dengan bijak dan ambil keputusan terbaik untuk Anda dan keluarga.
Optimalkan Keuangan Keluarga dengan Investasi Properti Bersama Intiland
Jika Anda sudah memahami pengelolaan pajak keluarga dengan baik, langkah berikutnya adalah memaksimalkan penghasilan dengan investasi yang menguntungkan. Salah satu pilihan terbaik adalah investasi properti, yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang dan meningkatkan kestabilan keuangan keluarga.
Sebagai developer properti terkemuka di Indonesia, Intiland menawarkan berbagai pilihan properti premium yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan keluarga Anda, mulai dari rumah tinggal, apartemen, hingga properti komersial.
Mengapa Memilih Intiland?
- Lokasi strategis di berbagai kota besar di Indonesia
- Fasilitas premium yang menunjang kenyamanan hidup
- Pilihan investasi properti yang menguntungkan untuk masa depan
- Kemudahan dalam proses pembelian termasuk opsi KPR yang fleksibel
Dengan memahami strategi pajak dan pengelolaan keuangan yang tepat, Anda bisa lebih siap dalam mengambil keputusan besar, termasuk dalam memilih properti impian bersama Intiland.
🔎 Jelajahi proyek-proyek terbaru dari Intiland dan wujudkan investasi properti yang cerdas sekarang juga! Kunjungi www.intiland.com untuk informasi lebih lanjut.