Jakarta (31/03) – Pengembang properti PT Intiland Development Tbk berhasil mempertahankan tren peningkatan kinerja pendapatan. Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2015, Intiland membukukan pendapatan Rp2,2 triliun, nilai ini meningkat 20,4 persen dari pencapaian tahun 2014 sebesar Rp1,83 triliun.
Archied Noto Pradono direktur pengelolaan modal dan investasi Intiland mengungkapkan bahwa naiknya nilai pendapatan didorong oleh pengakuan pendapatan seiring penyelesaian pembangunan proyek-proyek skala besar dan jangka panjang perseroan.
“Pengakuan penjualan proyek kondominium 1Park Avenue, South Quarter, dan Serenia Hills menyumbang kontribusi besar pada naiknya pendapatan usaha,” ungkap Archied.
Ditinjau dari segmentasi pengembangannya, proyek-proyek mixed-use & high rise masih menjadi kontributor pendapatan usaha terbesar mencapai Rp1,08 triliun atau 49 persen dari keseluruhan. Segmen pengembangan kawasan perumahan menyumbang kontribusi Rp701 miliar atau 32 persen. Segmen pengembangan kawasan industri mencatatkan kontribusi pendapatan sebesar Rp192,3 miliar atau 8,7 persen. Segmen properti investasi yang antara lain berasal dari penyewaan gedung perkantoran, pergudangan, golf dan sarana olahraga memberikan kontribusi sebesar Rp226,6 miliar atau 10,3 persen.
Ditinjau berdasarkan tipe, pendapatan dari pengembangan (development income) memberikan kontribusi sebesar Rp 1,97 triliun atau 89,7 persen dari keseluruhan. Sisanya berasal dari pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang mencapai Rp226,6 miliar atau 10,3 persen.
Perseroan berkomitmen terus meningkatkan sektor pendapatan berkelanjutan, langkah ini akan memperkuat kinerja keuangan dan profitabilitas di masa mendatang. “Beroperasinya South Quarter memberikan kontribusi yang signifikan pada pendapatan berkelanjutan mulai 2016,” jelas Archied.
Meski industri properti nasional mengalami tekanan berat sepanjang tahun lalu perseroan berhasil mempertahankan kinerja profitabilitas. Laba kotor tercatat sebesar Rp1,04 triliun atau relatif stabil dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp993 miliar. Laba usaha tercatat Rp457 miliar dan laba bersih Rp401,5 miliar. Archied menjelaskan naiknya beban pokok penjualan dan beban penjualan menjadi sejumlah faktor yang menahan pertumbuhan laba.
Marketing Sales
Perseroan menetapkan target marketing sales 2016 sebesar Rp2,5 triliun. Langkah untuk merealisasikan target ini adalah fokus pada penjualan seluruh inventori proyek-proyek eksisting seiring dengan peluncuran sejumlah proyek baru yang berkualitas dengan konsep pengembangan yang kuat baik di Jakarta maupun Surabaya.
Archied mengungkapkan sampai dengan akhir triwulan I 2016 perseroan berhasil meraih marketing sales sekitar Rp702 miliar. Pencapaian ini setara dengan 28 persen dari target. “Proyek baru The Rosebay dan Graha Natura memberikan kontribusi yang signifikan pada marketing sales,” jelasnya.
Archied mengungkapkan pencapaian ini merupakan keberhasilan perusahaan dalam mengeksekusi sejumlah strategi penjualan dan promosi dengan tepat. “Kami memperkuat pembangunan merek dengan konsep pengembangan yang kuat dan kualitas produk yang baik,” kata Archied.
Perseroan berharap pasar properti 2016 semakin membaik. Sejumlah kebijakan pro-pasar dari pemerintah seperti kejelasan aturan perpajakan, kepemilikan properti oleh warga negara asing, dan penurunan suku bunga kredit diharapkan menjadi katalis pasar.