Strategi tersebut ditempuh dengan berfokus pada pengembangan-pengembangan proyek skala besar dan jangka panjang, terutama di lokasi-lokasi strategis dan dilewati jalur infrastuktur dan transportasi publik.
Perseroan saat ini mengembangkan puluhan proyek yang terbagi dalam empat segmen pengembangan. Pengembangan tersebut yakni mixed-use dan high rise, kawasan perumahan, kawasan industri, dan properti investasi yang terdiri dari penyewaan ruang komersial kantor maupun ritel, pengelolaan lapangan golf dan klub olahraga, pengelolaan kawasan, serta pergudangan.
Suhendro Prabowo, wakil presiden direktur dan chief operating officer Intiland mengungkapkan bahwa pengembangan mixed-use & high rise memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan usaha. Intiland memiliki sejumlah proyek di segmen ini yang lokasinya dekat dengan pembangunan infrastruktur publik yang dilakukan pemerintah.
“Pembangunan infrastruktur dan transportasi massal menjadi katalis bagi pasar properti terutama untuk pengembangan sebuah kawasan terpadu yang berlokasi di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Segmen ini menjadi kontributor penjualan terbesar bagi Intiland saat ini,” kata Suhendro.
Salah satu proyek pengembangan Intiland yang berada di lokasi yang dilewati jalur infrastruktur dan transportasi publik adalah Aeropolis, pengembangan kawasan terpadu yang lokasinya dekat bandara internasional Soekarno-Hatta. Saat ini stasiun jalur kereta bandara dari Jakarta dan Tangerang juga sedang dibangun, menjadikan Aeropolis sebagai pengembangan yang terdekat dengan akses transportasi publik ini.
Aeropolis merupakan kawasan pengembangan terpadu seluas 105 hektar dengan konsep yang sinergis dengan perkembangan bandara yang meliputi fasilitas hunian, perkantoran, komersial, hotel, dan pergudangan. Perkembangan terbaru adalah peluncuran TechnoPark, area pergudangan modern dan terpadu seluas 35 hektar. Pada sisi penjualan, sampai 30 September 2016, Aeropolis mencapai penjualan Rp146 miliar, setara 10,4 persen dari total marketing sales senilai Rp1,4 triliun.
“TechnoPark menjadi solusi bagi kebutuhan pergudangan modern yang juga akan meningkat,” jelas Suhendro.
Pengembangan lainnya yakni pengembangan South Quarter, kawasan perkantoran terpadu di koridor TB Simatupang, Jakarta Selatan. Pengembangan ini berlokasi dekat dengan stasiun Mass Rapid Transit (MRT) dan akses tol bandara yang mudah. Pengembangan lain Perseroan yang dekat dengan stasiun MRT adalah kawasan perumahan Serenia Hills dan perkantoran Intiland Tower Jakarta.
Perseroan juga akan berfokus pada penyelesaian proyek skala besar. Salah satunya adalah Regatta, kondominium dengan desain unik di Pantai Mutiara, Jakarta Utara. Pada bulan September 2016, Perseoran telah menggelar prosesi penutupan atap tahap II, menandai penyelesaian pembangunan struktur utama bangunan.
“Regatta tahap II terdiri dari tiga tower dengan total 558 unit hunian. Kami proyeksikan selesai pada pertengahan 2017,” jelas Suhendro.
Regatta merupakan pengembangan proyek skala besar dan jangka panjang. Berdiri di atas lahan seluas 11 hektar, pengembangan dibagi dalam tiga tahapan. Saat ini Regatta telah menyelesaikan pengembangan tahap I yang terdiri dari empat tower apartemen. Selanjutnya, setelah menyelesaikan tahap II, perseroan akan mengembangkan tahap III yang meliputi tiga tower apartemen dan hotel.
Proyek lainnya, 1Park Avenue di Jakarta Selatan juga memasuki tahap penyelesaian dan diproyeksikan dapat memulai proses serah terima kepada konsumen pada akhir 2017. Tahun ini Perseroan meluncurkan dua proyek baru, The Rosebay dan tahap II kawasan perumahan Graha Natura, keduanya berlokasi di Surabaya.
“Kami terus meninjau kondisi pasar tahun depan dan akan selektif dalam peluncuran proyek baru,” tambah Suhendro.
Sepanjang periode sembilan bulan pertama tahun ini, Perseroan berhasil meraih pendapatan penjualan atau marketing sales sebesar Rp1,4 triliun atau 55 persen dari target yang ditetapkan di awal tahun. Segmen pengembangan mixed-use & high rise menjadi kontributor terbesar mencapai Rp571 miliar atau 40,6 persen dari keseluruhan. Berikutnya berasal dari segmen kawasan perumahan yang meraih penjualan Rp530,7 miliar atau setara 37,7 persen. Segmen kawasan industri mencatatkan penjualan Rp81,3 miliar atau 5,8 persen serta segmen properti investasi memberikan kontribusi Rp223,6 miliar atau 15,9 persen.
Sepanjang 2016, pasar properti masih belum pulih sepenuhnya. Menyambut 2017, Perseroan optimistik situasi akan terus membaik. Sejumlah kebijakan pemerintah yang pro-pasar terutama pelaksanaan program amnesti pajak, penerbitan aturan kepemilikan properti oleh warga negara asing, penurunan tingkat suku bunga kredit Bank Indonesia, dan pelonggaran LTV (loan to value) dinilai berpotensi menjadi katalis pasar. Perseroan berencana meluncurkan tiga proyek baru di tahun depan, dua pengembangan mixed-use dan high rise di pusat-pusat bisnis Jakarta dan kawasan terpadu baru di Surabaya.***