Jakarta (31/1) – Pendapatan penjualan (Marketing Sales) PT Intiland Development Tbk 2017 sebesar Rp3,37 triliun, naik 106,3% dari perolehan 2016.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Noto Pradono menjelaskan bahwa peroleh marketing sales tersebut lebih tinggi sebesar 46% dari target tahunan senilai Rp2.3 triliun. Lonjakan tersebut terutama disebabkan oleh kesuksesan perseroan meluncurkan proyek kawasan terpadu Fifty Seven Promenade, Jakarta pada triwulan III tahun lalu dan penjualan lahan di kawasan Industri Ngoro Industrial Park.
“Kedua proyek ini memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan marketing sales Intiland. Fifty Seven Promenade memberikan marketing sales Rp1,54 triliun, atau memberikan kontribusi sebesar 45,6 persen. Sedangkan penjualan lahan industri dari Ngoro Industrial Park tercatat sebesar Rp531 miliar atau 15,8 persen.
Total kedua proyek ini kontribusinya sebesar 61,4% dari keseluruhan,” lanjut Archied.
Segmen pengembangan mixed-use and high rise mencatatkan marketing sales sebesar Rp1,92 triliun atau 57 persen dari keseluruhan. Perolehan ini melonjak 225,5 persen dibandingkan perolehan tahun 2016 yang mencapai Rp590 miliar. Kontributor terbesar selanjutnya berasal dari segmen kawasan industri yang membubuhkan nilai marketing sales sebesar Rp531 miliar atau 15,8 persen. Dibandingkan perolehan tahun 2016, angka penjualan lahan industri 2017 naik sebesar 555,7 persen.
Archied mengungkapkan bahwa marketing sales segmen pengembangan kawasan perumahan tercatat mencapai Rp483 miliar atau memberikan kontribusi 14,4 persen dari keseluruhan. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 25,4 persen dibandingkan perolehan marketing sales tahun 2016 yang mencapai Rp648 miliar.
Segmen properti investasi yang merupakan sumber pendapatan berulang (recurring income), hingga akhir 2017 tercatat menyumbang sebesar Rp432 miliar. Perolehan ini meningkat 38% dibandingkan pencapaian tahun 2016 sebesar Rp313 miliar.
“Meningkatnya sumber pendapatan berulang memberikan dampak positif bagi usaha dan prospek usaha di masa depan,” ujarnya lebih jauh.
Ditinjau dari tipenya, pendapatan dari pengembangan (development income) masih menjadi kontributor marketing sales terbesar mencapai Rp2,93 triliun, atau 87,2 persen dari keseluruhan. Perolehan tersebut meningkat 122,5 persen dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp1,32 triliun. Sementara, kontribusi recurring income yang bersumber dari penyewaan ruang kantor, ritel, pengelolaan lapangan golf, klub olah raga, pergudangan, dan fasilitas memberikan marketing sales sebesar Rp432 miliar atau 12.8 persen.
Kendati belum ada perubahan yang signifikan di pasar properti, perseroan optimistik tahun 2018 kondisi akan membaik. Perseroan tengah menyiapkan sejumlah pengembangan proyek baru yang akan diluncurkan tahun ini.