Jakarta (21/04) – Intiland berhasil meraih pendapatan penjualan (marketing sales) senilai Rp319 miliar sepanjang triwulan I tahun 2017.
Nilai perolehan marketing sales ini belum termasuk hasil penjualan lahan industri di Ngoro Industrial Park seluas 20,3 hektar senilai Rp386 miliar.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono memperkirakan kondisi pasar properti nasional akan berangsur-angsur membaik tahun ini. Perseroan akan terus berupaya untuk mengeksekusi sejumlah strategi pemasaran dan pengembangan untuk mencapai target marketing sales tahun ini.
“Sesuai rencana bisnis 2017, kami akan meluncurkan dua proyek mixed-use dan high rise skala besar di Jakarta dan Surabaya pada semester II tahun ini. Kedua proyek ini kami proyeksikan akan memberikan kontribusi penjualan cukup signifikan tahun ini,” ungkap Archied.
Dari total perolehan marketing sales triwulan I tahun ini kontributor terbesar berasal dari segmen pengembangan mixed-use dan high rise senilai Rp118 miliar, atau 37 persen dari keseluruhan. Kontributor terbesar berikutnya berasal dari segmen Properti Investasi yang merupakan pendapatan berulang (recurring income) senilai Rp82 miliar atau 26 persen dari keseluruhan.
Menurut Archied, Intiland akan terus berupaya untuk memperkuat pendapatan dari segmen properti investasi untuk meningkatkan porsi kontribusi recurring income. Pertumbuhan segmen ini dinilai penting karena akan memberikan stabilitas operasional dan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang.
“Beroperasinya perkantoran terpadu South Quarter di Jakarta dan hasil penyewaan Standard Factory Building(bangunan pabrik standar) di Ngoro Industrial Park menjadi motor pendorong peningkatan kontribusi pendapatan berulang. Seiring dengan penyelesaian dua proyek perkantoran baru yaitu Praxis dan Spazio Tower di Surabaya juga akan meningkatkan kontribusi segmen ini di masa depan,” tambah Archied.
Kontribusi segmen pengembangan kawasan perumahan tercatat memberikan kontribusi marketing sales senilai Rp68 miliar atau setara 21 persen dari keseluruhan. Sementara segmen pengembangan kawasan industri memberikan kontribusi sebesar Rp50 miliar atau 16 persen dari keseluruhan.
Jika ditinjau berdasarkan tipenya, pendapatan dari pengembangan (development income) berhasil memberikan kontribusi Rp236 miliar atau 74 persen dari keseluruhan. Sisanya sebesar Rp82 miliar atau 26 persen dari keseluruhan merupakan kontribusi dari pendapatan berulang (recurring income).
Perkembangan lainnya, yaitu pada akhir tahun lalu, Perseroan menjalin kerjasama joint venture dengan GIC, lembaga dana investasi asing milik pemerintah Singapura dengan komposisi 60-40 persen untuk kepemilikan dan pengelolaan kawasan perkantoran terpadu South Quarter. Melalui kerjasama ini, Perseroan dan GIC berencana untuk mengembangkan South Quarter tahap 2 yakni dengan meluncurkan dua tower kondominium pada triwulan IV tahun ini.
Perseroan membuka peluang kerjasama strategis dengan pihak-pihak yang memiliki filosofi dan target pertumbuhan yang sejalan. Joint venture adalah salah satu strategi pertumbuhan Intiland yang memiliki nilai strategis untuk mensinergikan kekuatan dan pengalaman untuk mengembangkan properti kelas dunia.***