Jakarta (15/4) – Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk (Intiland;DILD) meraih pendapatan penjualan (marketing sales) pada triwulan I tahun 2018 sebesar Rp966 miliar. Nilai perolehan tersebut melonjak sekitar tiga kali lipat dari perolehan marketing sales triwulan I tahun 2017 yang mencapai Rp236 miliar.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Noto Pradono menjelaskan bahwa peroleh marketing sales tersebut setara 29,3 persen dari target tahunan senilai Rp3,3 triliun. Lonjakan siginifikan tersebut terutama berasal dari dibukukannya penjualan unit-unit kondominium Fifty Seven Promenade sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.
Proyek pengembangan kawasan terpadu ini memberikan kontribusi marketing sales Rp753 miliar di triwulan I 2018. Jumlah tersebut setara 78 persen dari total perolehan marketing sales di triwulan I 2018.
“Minat konsumen untuk membeli unit-unit kondominium Fifty Seven Promenade tetap tinggi. Total penjualan yang kami bukukan dari proyek ini mencapai Rp2,3 triliun,” ungkap Archied lebih lanjut.
Ditinjau dari segmen pengembangannya, mixed-use and high rise mencatatkan marketing sales sebesar Rp823 miliar atau 85 persen dari keseluruhan. Nilai perolehan ini melonjak 597 persen dibandingkan perolehan triwulan I tahun 2017 yang mencapai Rp118 miliar. Selain dari penjualan unit kondominium Fifty Seven Promenade, proyek yang juga memberikan kontribusi cukup besar berasal dari penjualan unit- unit apartemen 1Park Avenue di Jakarta Selatan.
Archied mengungkapkan, penjualan dari segmen pengembangan kawasan perumahan membukukan marketing sales Rp98 miliar atau setara 10 persen dari keseluruhan. Pencapaian tersebut naik 44 persen dibandingkan perolehan pada triwulan I tahun 2017 sebesar Rp68 miliar.
Segmen pengembangan kawasan industri memberikan kontribusi cukup stabil bagi kinerja marketing sales perseroan. Pada triwulan I 2018, kontribusi lahan industri yang berasal dari penjualan lahan di Ngoro Industrial Park, Mojokerto, Jawa Timur ini mencatatkan marketing sales Rp45 miliar, atau memberikan kontribusi 5 persen. Jumlah tersebut menurun sekitar 10 persen dibandingkan perolehan marketing sales triwulan I tahun 2017 yang mencapai Rp50 miliar.
“Daya beli dan minat beli konsumen masih ada. Namun secara umum, pasar masih cenderung wait and see, menunggu momentum untuk kembali membaik. Kami perlu menyiapkan langkah-langkah strategi untuk mengantisipasi perubahan kondisi pasar dan minat konsumen,” kata Archied lebih lanjut.
Ditinjau dari lokasi pengembangannya, proyek-proyek yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya memberikan kontribusi marketing sales Rp842 miliar, atau 87 persen. Pengembangan proyek-proyek di wilayah Surabaya dan sekitarnya memberikan kontribusi marketing sales 13 persen, atau senilai Rp124 miliar.
Pendapatan Berulang
Selain dari pendapatan pengembangan (development income), Perseroan juga memiliki sumber pendapatan berulang (recurring income) yang berasal dari portofolio produk properti investasi. Sepanjang triwulan I tahun ini, perseroan membukukan recurring income sebesar Rp135 miliar, atau naik 65 persen dibandingkan periode yang sama 2017 sebesar Rp82 miliar.
Peningkatan recurring income terutama disebabkan meningkatnya kontribusi hampir di semua jenis properti investasi yang dimiliki perseroan. Saat ini properti investasi yang dimiliki dan dikelola perseroan antara lain meliputi gedung perkantoran, penyewaan gudang, pengelolaan fasilitas, serta lapangan golf dan sport club yang terbesar di Jakarta dan Surabaya.
Perseroan tengah menyiapkan sejumlah strategi pertumbuhan usaha guna mengantisipasi perkembangan pasar properti ke depan,. Salah satunya yang akan menjadi fokus tahun ini adalah memasarkan stok dan inventori produk properti yang tersedia serta meluncurkan beberapa proyek baru. Langkah ini akan dapat meningkatkan dan memperkuat kinerja penjualan perseroan di masa depan.***