Media, Press Release

Kinerja Kawasan Industri Intiland Menguat di Tahun 2024

Ngoro Industrial Park, Mojokerto, Jawa Timur.

Jakarta (27/03) – Pengembang properti PT Intiland Development Tbk (Intiland; DILD) mencetak kinerja positif pada segmen pengembangan kawasan industri di tahun 2024. Segmen kawasan industri membukukan pertumbuhan kinerja yang signifikan dari aspek penjualan maupun kontribusi terhadap pendapatan usaha Perseroan.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi Perseroan dan entitas anak per 31 Desember 2024, segmen kawasan industri membukukan pendapatan usaha sebesar Rp638,3 miliar atau melonjak 159 persen dibandingkan perolehan sebesar Rp246,2 miliar di tahun 2023. Kawasan industri memberikan kontribusi sebesar 25 persen dari keseluruhan pendapatan usaha Perseroan tahun 2024, yang mencapai Rp2,55 triliun.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan bahwa segmen kawasan industri menjadi salah satu pilar penting yang menopang kinerja keuangan tahun 2024. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya penjualan lahan industri serta pergudangan yang dimiliki Perseroan.

“Di tengah kondisi pasar properti yang masih penuh tantangan di tahun 2024, kami mencermati adanya tren meningkatnya permintaan terhadap lahan industri. Gejala ini terjadi seiring pertumbuhan investasi di sektor manufaktur dan logistik, termasuk kebutuhan relokasi pabrik-pabrik ke dalam kawasan industri.” kata Archied melalui keterangan tertulis, Kamis (27/03).

Pendapatan usaha Perseroan dari segmen kawasan Industri berasal dari dua kawasan industri strategis dan kawasan pergudangan yang dikembangkan dan dikelola Intiland. Ketiga proyek tersebut meliputi Ngoro Industrial Park (NIP) di Mojokerto, Jawa Timur, Batang Industrial Park (BIP) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, dan pergudangan Aeropolis Technopark, Tangerang.

Archied menjelaskan sebagai pengembangan kawasan industri baru, Batang Industrial Park berhasil memberikan kontribusi signifikan bagi kinerja pendapatan usaha. Selain lokasinya yang strategis, BIP dikembangkan sebagai kawasan industri modern dengan fasilitas dan infrastruktur yang baik. Saat ini BIP mendapatkan kepercayaan sejumlah perusahaan multinasional dan nasional yang telah membangun pabrik baru di kawasan tersebut.

“Ke depan kami akan fokus di sektor industrial estate seiring dengan fokus dari target pertumbuhan pemerintah sebesar 8 persen, yang salah satunya melalui upaya menaikkan investasi langsung dari luar negeri,” kata Archied lebih lanjut.

Dari aspek penjualan, segmen kawasan industri juga membukukan kinerja positif. Di tahun 2024, kawasan industri memberikan kontribusi marketing sales sebesar Rp567 miliar, atau meningkat 68 persen dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp338,2 miliar. Hasil pencapaian ini setara 34 persen dari total marketing sales tahun 2024, yang terutama berasal dari penjualan lahan industri di BIP dan pergudangan Aeropolis Techno Park.

Menurut Archied, Perseroan menyakini potensi pengembangan kawasan industri di Indonesia memiliki prospek sangat baik ke depan. Selain ditopang oleh kebijakan pemerintah yang memberikan kemudahan investasi juga dipengaruhi oleh pengembangan infrastruktur yang semakin baik. Kawasan industri menjadi salah satu sektor strategis yang mampu menarik minat perusahaan global untuk memperluas operasional mereka di Indonesia.

“Kami akan segera membuka lokasi proyek pengembangan kawasan industri baru ke depan seiring dengan kenaikan pemintaan yang positif di sektor ini,” ujarnya lebih lanjut.

Perseroan berkeyakinan bahwa kawasan industri akan masih menjadi sektor unggulan di masa mendatang, terutama berkat dukungan dari regulasi pemerintah yang semakin pro-investasi serta meningkatnya kebutuhan terhadap lahan industri. Perseroan optimistis dapat terus memberikan kontribusi dalam pengembangan kawasan industri nasional serta memberikan solusi terbaik bagi para pelaku industri untuk melakukan pengembangan usaha.

Kinerja Keuangan

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember tahun 2024, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp2,55 triliun, atau lebih rendah dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp3,9 triliun. Pendapatan dari pengembangan (development income) memberikan kontribusi Rp1,66 triliun atau 65 persen dari keseluruhan. Perseroan tercatat membukukan pendapatan berkelanjutan (recurring income) sebesar Rp883,8 miliar, atau 25 persen dari keseluruhan pendapatan usaha.

Dilihat dari segmen pengembangannya, kawasan perumahan memberikan kontribusi pendapatan usaha Rp659,4 miliar, atau mengalami penurunan 22,1 persen dibandingkan tahun 2023. Sementara segmen mixed-use dan high rise mencatatkan pendapatan usaha Rp371,8 miliar, atau mengalami penurunan 81,7% dibandingkan tahun sebelumnya.

Archied mengungkapkan segmen properti investasi yang merupakan sumber pendapatan berkelanjutan juga mengalami pertumbuhan di tahun 2024. Segmen ini membukukan pendapatan sebesar Rp883,8 miliar, atau naik 14,6 persen dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp771,3 miliar.

Kontribusi terbesar masih berasal dari pengelolaan fasilitas dan sarana olahraga, serta dari penyewaan perkantoran. Kawasan industri juga memberikan kontribusi pendapatan yang berasal dari pengelolaan kawasan, pengelolaan limbah, dan penyewaan fasilitas pergudangan.

Dari sisi kinerja profitabilitas, Perseroan mencatatkan laba usaha sebesar Rp263,9 miliar, lebih rendah dibandingkan tahun 2023 senilai Rp1,27 triliun. Namun demikian, Perseroan masih berhasil menjaga kinerja laba bersih yang mencapai Rp174,8 miliar, atau relatif stabil dibandingkan laba bersih tahun 2023 sebesar Rp174,1 miliar. ***